Pegiat Literasi

Selasa, 27 November 2018

SIMPALAK, BUAH BERACUN PENUH MANFAAT


SIMPALAK, BUAH BERACUN PENUH MANFAAT


Selepas sholat Jumat ketiga pada bulan November ini, pandangan mata saya tertuju pada seorang pedagang obat pengusir tikus yang menggelar sehelai spanduk lusuh sebagai alas barang dagangan. Pakaiannya tak sebaik alas yang ia gunakan untuk berdagang, tapi tiap kata yang ia ucapkan penuh retorika yang ampuh menarik minat kaum bapak. Bukan serbuk obat yang ia jajakan, bukan pula lem tikus tetapi buah yang mungkin kurang familiar dari nama dan rupanya. Disebelah depannya berderet beragam barang dagangan unik seperti pernak-pernik asesoris pakaian, gelang, kalung, obat tradisional, dan rupa-rupa makanan yang juga tersedia dengan harga merakyat. Namun saat itu tumpukan butir buah berwarna coklat dan berserat cukup menarik minat pengunjung.











 



Simpalak/Bintaro (dok.pribadi)
Buah yang bernama latin Cerberus manghas ini sering menjadi penghias taman kota. Tanaman simpalak atau yang juga dikenal dengan Bintaro ini  memang menjadi simbol area terbuka hijau. Mungkin diantara Anda ada yang pernah melihat tanaman ini berjajar di sisi jalan tol. Tanaman ini memang dapat memberikan efek asri yang menyejukkan suasana. Namun bagi beberapa orang, simpalak atau bintaro tak banyak dihiraukan orang karena memang tidak menarik pandangan. Rasa manispun tak akan pernah dirasakan pada tiap bagian buah ini, hanya rasa pahit dan mungkin tak ada yang berani menjilat bagian getahnya karena kandungan racun yang mematikan. Tak ada pula yang istimewa, hanya cangkang keras dan bentuknya menyerupai kelapa menjadi ciri khas yang mudah diingat orang.
Tanaman simpalak adalah tanaman beracun yang konon katanya dapat menyebabkan kematian pada orang yang mengkonsumsinya buah atau getahnya. Buah ini sebenarnya memiliki kulit berwarna hijau dan berwarna kemerahan ketika masak. Akan terlihat seperti kelapa jika buah ini mengalami fase kematangan yang maksimal. Kulit hijau kemerahan akan mengelupas dengan sendirinya dan selanjutnya hanya menyisakan cangkang menyerupai butiran kelapa. Penyebarannya ada diwilayah indo-pasifik dan merupakan bagian dari ekosistem mangrove. Hanya saja secara karakteristik cocok ditanam di daerah dataran rendah yang jauh dari pesisir. Tajuk pohonnya menyerupa mangrove dengan ketinggian bisa mencapai 12 meter. Klasifikasi ilmiah buah bintaro sebagai berikut:
Kingdom      : Plantae
Divisi           : Magnoliophyta
Kelas           : Magnoliopsida
Ordo            : Gentianales
Genus                   : Cerbera
Spesies        : C. Manghas
Nama lain    : Mangga Laut, Buta Badak, Babuto, Kayu Gurita
(wikipedia.org)

Tak banyak yang tahu kalau buah yang mempunyai nama lain buah bintaro ini menyimpan manfaat yang begitu banyak. Setidaknya dari kandungan senyawa kimianya pada getah buah dapat dipakai sebagai toksin alami pelumpuh hewan buruan. Metode masyarakat adat dayak dalam pencarian hewan buruan sering memanfaatkan getah buah simpalak yang dilumurkan pada ujung panah tradisional. Selain itu aroma dan kandungan racunnya dapat melumpuhkan tikus secara ampuh.

Fakta lain tentang buah tropis ini yaitu menurut hasil penelitian Fakultas Pertanian IPB Kandungan, buah simpalak terdiri atas 8% biji dan 92% daging buah. Buah ini juga mengandung minyak sebesar 35-50% yang jumlahnya akan semakin meningkat jika dalam kondisi kering. Minyak pada buah simpalak termasuk jenis minyak non pangan yang didalamnya mengandung asam palmitat (22,1%), asam stearat (6,95), asam oleat (54,3%), dan asam linoleat (16,7%). Dengan kadar minyak yang lebih tinggi, buah simpalak dapat digunakan untuk energi alternatif biofuel/biodiesel skala rumah tangga yang bahkan dapat lebih baik dari buah/biji jarak yang residunyapun relatif aman dan ramah lingkungan.
Jika ingin merasakan manfaatnya, belilah buah ini di pasar-pasar tradisional, emperan toko, atau di pasar online dengan harga mulai 1 ribu-5 ribu rupiah/butir. Dijamin tikus tak berani berkeliaran di rumah Anda...

Beberapa dari diolah dari sumber:
wikipedia.org

https://arurasameru.wordpress.com/2011/06/24/bahaya-dan-manfaat-buah-bintaro/


Selamat HARI GURU NASIONAL 2018!



PESAN UNTUK GURUKU

*F.Y. Prihadi

Ahad, 25 Nov. 2018
Pagi itu, lapangan Rajawali-Kota Cimahi begitu riuh oleh suara ribuan manusia dengan beragam corak warna yang digunakan. Personil kepolisian, TNI, Dishub, dan Pamong Prajapun terlihat berjajar menempati beberapa spot untuk mengamankan situasi di sekitar lapangan. Saat itu udara berselimut embun yang mendinginkan suhu Kota Cimahi yang juga memunculkan kekhawatiran apakah akan hujan atau tidak karena hari itu akan diadakan gerak jalan sehat kukurilingan Cimahi. Dengan mengorbankan waktu terbaik bersama keluarga di rumah, kami semua larut dalam kegembiraan bersama rekan-rekan satu profesi. Kami semua berkumpul mewakili sekolah masing-masing tetapi tetap mengusung panji-panji guru republik indonesia. Bagi kami, dapat merayakan hari besarnya atau paling tidak bisa bersilaturahmi dengan rekanan guru lainnya merupakan suatu kebahagiaan tersendiri yang tak akan dirasakan tiap saatnya.
Hari itu merupakan hari dimana peringatan hari guru dan ulang tahun persatuan guru Republik Indonesia dilaksanakan. Pada kegiatan perayaan HGN 2018-ke 73 tersebut semua peserta diajak merenungkan kembali makna pendidikan bagi peradaban bangsa, pembentukan sikap, dan upaya daya saing global. Guru diingatkan kembali bahwa manusia sebagai bagian dari masyarakat global tak akan lepas dari arus deras perubahan peradaban secara fundamental.
Moment HGN edisi kali ini lebih juga menekankan pada revolusi pendidikan dalam menyongsong era industri berbasis teknologi dan keterbukaan informasi. Era revolusi indutri 4.0 abad 21 tentunya menjadi tantangan pendidikan modern. Indonesia sebagai negara besar tentunya mengalami imbas yang cukup masif. Pada situasi dan kondisi seperti inilah stakeholders pendidikan di indonesia dituntut untuk menyikapi secara bijak. Arus teknologi dan informasi tentunya dapat menjadi tantangan tersendiri bagi sistem pendidikan, khususnya pada tingkat satuan sekolah. Tantangan ini dimaksudkan akan ada sejumlah ancaman namun bisa pula menjadi peluang yang positif bagi bangsa ini. Tantangan dan peluang tentunya harus dimanifestasikan dalam bentuk sistem pendidikan yang menjadikan guru menjadi garda terdepannya.
Jika menimbang ancaman, peluang dan tantangan, maka probabilitasnya akan sama. Kita tentunya menjadi saksi hidup betapa teknologi berperan terhadap pola hidup masayarakat. Perubahan orientasi jelas sudah terlihat, dahulu budaya berkomunikasi dua arah menjadi hal yang sudah biasa. Masyarakat terbiasa ngobrol dan menghasilkan suatu pemikiran tajam hasil dari obrolan. Namun realita sekarang berbanding terbalik, anak-anak sudah dikenalkan pada gadget yang menjadikan sikap anti sosial (phubbing) lebih dominan. Kenyataan bahwa manusia sebagai homo social dan homo political zoon sudah semakin pudar karena modernitas yang gagap kita sikapi. Lagi-lagi disinilah peran guru amatlah penting menyelaraskan perkembangan jaman dengan peradaban yang semestinya terbentuk.
Pendidikan sendiri sejatinya dapat diterminologikan sebagai upaya untuk membawa perubahan pada diri manusia, perubahan dalam hal peradaban, karakter bangsa, solidaritas, soliditas, dan daya saing global. Pendidikan bagaikan antidot segala macam perubahan yang dianggap ngawur dan tak terbendung, begitu pula peran sentral pendidik tak akan pernah tergantikan oleh modernisasi semasif apapun. Pendidik menjadi lentera ditengah kegelapan dunia, istilah kegelapan dunia menjadi makna konotatif yang sama artinya dengan degradasi etika, moral, dan norma yang dialami oleh peserta didik selaku pemegang tongkat estafet dari pendiri bangsa. Kata kunci yang perlu kita pegang adalah character building, karena sejatinya pendidikan tidak hanya mencetak orang pintar secara intelegensi, namun perlu ada penguatan karakter yang baik, seperti religius, mandiri, gotong royong, dan nasionalis (disingkat:remagonasi).  Maka ingatlah bahwa kemajuan peradaban bangsa akan sangat ditentukan oleh sistem pendidikan yang baik sebagai porosnya. Tak ada salahnya jika kita menyalahkan pendidikan ketika ada sesuatu yang kontraproduktif seperti sikap tak santun anak dalam menghormati orang tuanya, kenakalan remaja yang kelewat batas, dan literasi yang rendah. Karena itu sistem pendidikan yang dinamis dengan muatan kurikulum yang relevan dengan jaman menjadi kebutuhan mutlak, dan itu akan diperankan oleh guru.













 Foto: Guru-guru SMAN 1 Cimahi, diambil saat HGN 2018 (dok. Pribadi)


Guru tak ubahnya lentera yang merubah pelita menjadi semakin terang. Guru juga bagai pena emas tiap coretannya selalu berharga. Segala atribut pada diri guru menjadi suatu kehormatan dan kemuliaan yang tiada ternilai. Namun momen HGN juga menjadi momen yang tepat untuk menilik kisah guru indonesia. Realita pendidikan kita sungguh jauh dari harapan, khususnya permasalahan abdi negara yang berstatus guru honorer di pelosok negeri nan jauh dari kesejahteraan. Profesi mulia tersebut tak serta merta dilirik oleh para penentu kebijakan negeri ini. Padahal ibarat kata tanpa memandang status, mereka jualah yang berjasa membangun generasi cerdas, mulia, dan beradab. Penulis membaca pada portal berita BBC News Indonesia bahwasanya penghargaan guru diluar negeri seperti cina, india, dan ghana sangatlah besar. Hal ini juga dibuktikan dengan realita bahwa dorongan orangtua kepada anaknya untuk menjadi gurupun sangat besar. Memang sangat naif ketika kita hanya memandang penghargaa guru di indonesia hanya dengan materi, toh penghargaan secara non materiil akan jauh lebih bernilai. Namun kisah pilu ini tak perlu dijelaskan panjang lebar. Masih banyak pekerjaan mulia yang dapat guru lakukan ketimbang memikirkan kebijakan dan mengkritik dan mencaci pemimpin bangsa melalui cuitan di media sosial. Ingatlah bahwa jutaan senyum siswa jua yang akan menjadi suplemen penambah semangat bekerja dan berkarya untuk bangsa ini. Yakinlah akan tersemat doa dibalik ceria mereka... Biarlah beribu kisah tentang guru terangkum pada satu bingkai.yang mewarnai perjalanan panjang sejarah bangsa ini. Agar kelak generasi penerus dapat belajar bahwa perjuangan mulia guru-guru tanah air tidaklah mudah.
Tanpa guru, lautan dalam tak dapat kami selami, samudera yang luas tak dapat kami arungi, bintang di langit yang tinggi tak dapat kami raih. SELAMAT HARI GURU!... Jasamu akan terukir abadi di hati sanubari kami. Doa tulus kami untuk kalian wahai guru, semoga kesehatan dan perlindungan dari Alloh selalu menaungimu....Semoga Alloh Selalu Memuliakanmu...



Jumat, 23 November 2018

PESAN RELIGI


Repost: Ust.Effendi

NGALAYAD NU GERING

عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُﷲِ ص.
مَنْ عَادَ مَرِيْضً لَمْ يَزَلْ فِی خَرْفَۃِ الْجَنَّۃِ حَتَّی يَرْجِعَ - روه مسلم١: ٤٢٩
الترمذی ٩٦٧

Katampi ti staubah anjeunna kantos sasauran. rasul midawuh, sing saha ngalayad nu geuring, eta teh sarua bae jeung nu tumetep di taman sawarga nepi ka manehna balik (r.h. muslim 1/429)

ku ieu katerangan mere isyarat kumaha untungna nu ngalayad kanu geurid pandangan Allah jeung rasulna.
di bandingkeun kauntungan saperti nu cicing di taman sawarga. dina riwayat nu sejen rasululloh sasauran "waidzaa marudlo fa'udhu " jrung lamun gering dulur saagama maneh layad ku maneh.

NYABAK AWAK ANU GEURING

عَنْ عَاءِشَۃَ بِنْتِ سَعْدٍ ر.ع. اَنَّ آبَاهَا قَالَ اِشْتَكَيْتُ بِمَكَّتَ فَجَاءَنِيْ النَّبِيُّ ص. يَعُوْدُنِيْ وَوَضَعَ يَدَهُ عَلَی جَبْهَتِی ثُمَّ مَسَحَ صَدْرِی وَبَطْنِی ثُمَّ قَالَ "اَللَّهُمَّ اشْفِ سَعْدًا وَاَتْمِمْ هِجْرَتَهُ - روه البجاری وابودواد
Katampi ti aisyah putra sa ad r.a. saestuna ramana kantos sasauran kieu. kuring trh gering di mekkah, ti dinya sumping rasul ngalayad, anjeunna ngarampakeun panangana kana tarang sim kuring terus kuting tidinya anjeunna maos. allahummasyfi sa adan wa at mim hijrotuhu. nun gusti mugi gusti nyageurkeun ieu saad sareung mugi gustu nyampurnakeun hijrahna ieu sa ad)

mugia ieu katerangan janteun ilmu kangge urang sadaya.

jum'at berkah AHC.
SEPENGGAL KISAH "BEDENG PAK JENDERAL"

Secara visual saya pikir tempat ini tidak asing bagi warga asli Cimahi dan sekitarnya. Bagi orang-orang yang lahir pada era 80’n sepertinya pernah menjadi saksi sejarah kemunculan bangunan ini. Bangunan ini memang terlihat tidak luas, tapi jika dilihat dari sisi yang tepat bangunan ini memang terlihat mencolok. Kadang membuat orang penasaran untuk melihat sisi dalam bahkan menerka-nerka apakah bangunan ini memiliki sejarah panjang atau tidak, ada juga yang beranggapan “asa teu kudu nyaho, da biasa wae”.

(Latar depan bedeng Pak Jenderal, Sumber: Machmoed Mubarok)

Pada era 70-90n, Kota Cimahi masih merupakan bagian Kabupaten Bandung yang secara revolutif menjadi kotif sampai pada akhirnya menjadi kota otonom tahun 2001. Perkembangan Kota tidak secepat Kota Bandung tempo dulu. Wilayah yang dekat dengan pusat Kota Cimahi atau dulunya  dekat dengan Jalan Pos (http://nl.wikipedia.org/wiki/Grote_Postweg) masih merupakan hamparan sawah yang luas dan jauh dari kesan keramaian, termasuk wilayah sekitar bangunan ini. Hingga pada akhirnya perkembangan kota yang begitu pesat memasuki era 90n membuat sebagian pelataran bangunan ini menjadi bagian dari prasarana pendukung transportasi dan fasilitas publik lainnya.

(Foto latar depan era 70n, Sumber: Komang Lutfianto)

Sekarang bangunan yang secara arsitektur pagarnya mirip candi ini menyelinap diantara jongko-jongko semipermanen yang letaknya persis ada di sebelah barat persimpangan Cihanjuang/ke arah Borma. Jika kita lihat jejak visual bangunan dekade 70n menunjukkan adanya pelataran yang amat luas yang mencirikan itu kompleks bangunan milik orang “besar”. Orang dulu menyebut tempat ini sebagai “bedeng” karena ada petak-petak lahan yang dibuat bangunan dan beberapa bangunan merupakan bangunan tua. Pemiliknya merupakan keluarga mantan Pangdam III Siliwangi yaitu Pak Sadikin, sehingga bagi beberapa orang mengenal bangunan ini sebagai bedeng Pak Sadikin, karena kebetulan jasad beliaupun dimakamkan disini.
Dikutip dari cerita rekan-rekan di media sosialnya, tempat ini sering diajikan tempat main dan temoat ngojay (berenang). Ketika itu banyak anak-anak kecil yang memanfaakan balong untuk berenang dan berlarian sambil memainkan layang-layang diantara pematangnya. Beberapa balong yang lumayan dalam ketika itu cukup mencemaskan orang tua terhadap aktivitas anak-anaknya. Makanya para orang tua jaman dulu sering “nyingsieunan” anak-anaknya yang bermain disekitar balong dengan berteriak “awas aya Pa Jenderal jang!”. Sosok Pa Jenderal tentara besar yang berlatar belakang tentara memang menjadi alasan mengapa anak-anak ketika itu nurut ke orang tuanya untuk tidak bermain sembarangan di sekitar balong.


Bangunan ini merupakan bagian kecil dari sejarah panjang Kota Cimahi. Minimnya artikel yang memuat informasi tentang bedeng” Pak Jenderal menjadi tantangan bagi kita untuk mencari literatur dan jejak visual yang relevan.






Kamis, 22 November 2018

SPORT: SACHI JUARA FUTSAL JABAR 2018

 



*Repost, By: Coach Ono (Hariyono)

Pocari Sweat Futsal Championship atau PSFC merupakan kejuaraan antar SMA terbesar se-Indonesia yang juga termasuk kejuaraan futsal terbaik antar pelajar dan mahasiswa di Indonesia kini telah memasuki tahun ke sembilan dalam penyelenggaraannya. PSFC dari tahun ke tahun semakin memperluas wilayah kejuaraan yang meliputi kota-kota besar dan kecil di seluruh Indonesia dari Sabang sampai Merauke. PSFC menggunakan sistem babak kualifikasi di setiap regional yang mana tim juara dari masing-masing regional akan menjadi wakil di tingkat nasional.

Untuk SMA Negeri 1 Cimahi ajang bergengsi PSFC tahun ini merupakan keikutsertaan yang keenam kalinya sejak pertama kali mengikuti ajang PSFC ini pada tahun 2013 silam. Dalam perjalanannya prestasi terbaik Tim Futsal SMA Negeri 1 Cimahi dalam ajang PSFC sebelumnya adalah menempati peringkat ke 3 di babak regional pada tahun 2015 silam. Alhamdulillah atas izin Allah SWT serta do'a dan dukungan dari berbagai pihak pada tahun ini Tim Futsal SMA Negeri 1 Cimahi menjadi juara PSFC 2018 regional Jawa Barat 2 dan berhak berlaga di PSFC Grand Champion tingkat Nasional untuk bertemu para juara regional se-Indonesia lainnya yang diagendakan akan diselenggarakan pada bulan November 2018 mendatang di Kota Pelajar Jogjakarta.

Dalam langkahnya untuk menjadi juara PSFC Regional Jawa Barat 2 di tahun ini tidaklah mudah. Di babak penyisihan Tim Futsal SMA Negeri 1 Cimahi harus saling mengalahkan dengan sesama perwakilan Kota Cimahi yaitu SMA Negeri 2 Cimahi dan SMA Negeri 5 Cimahi. Namun dengan kesungguhan para pemain dan tim pelatih akhirnya Tim SMA Negeri 1 Cimahi mampu menjadi juara grup dan berhak melaju ke babak 16 besar.

Di babak 16 besar Tim Futsal SMA Negeri 1 Cimahi berhasil mengandaskan perlawanan tim SMA favorit di Kota Bandung yakni SMA Negeri 2 Bandung. Lolos ke babak 8 besar SMA Negeri 1 Cimahi bertemu salah satu tim calon juara SMA Negeri 1 Batujajar. Melawan Tim calon juara tersebut SMA Negeri 1 Cimahi berhasil menang dengan skor tipis 1-0. Di babak semi final SMA Negeri 1 Cimahi bertemu tim kuat lainnya di ajang ini yaitu SMA Negeri 3 Tasikmalaya yang pernah menjadi juara nasional di kejuaraan berbeda pada tahun 2017. Menghadapi SMA Negeri 3 Tasikmalaya, SMA Negeri 1 Cimahi harus berjuang keras karena kemenangan ditentukan lewat drama adu penalty sebelum akhirnya memastikan satu tempat di babak final PSFC Regional Jawa Barat 2.
Partai seru akhirnya tersaji di babak final antara SMA Negeri 1 Cimahi dan salah satu tim kuat di Kota Bandung yakni SMK Negeri 6 Bandung. Pertandingan berlangsung menarik sejak pluit pertama dibunyikan. Bertanding dibawah dukungan ratusan supporter kedua tim, SMA Negeri 1 Cimahi yang berstatus tim kuda hitam dalam kejuaraan ini harus tertinggal 2 gol cepat yang diciptakan tim SMK Negeri 6 Bandung. Menghadapi kondisi tersebut tim SMA Negeri 1 Cimahi yang dinahkodai Coach ONO yang juga merupakan guru olahraga di sekolah tersebut langsung mengambil waktu time out untuk merubah strategi penyerangan. Hasilnya SMA Negeri 1 Cimahi mampu membalikan keadaan menjadi 2-2 di paruh waktu permainan.
Di babak kedua masing-masing tim saling jual beli serangan. Secercah harapan SMA Negeri 1 Cimahi untuk menjadi juara akhirnya nampak pada menit-menit akhir pertandingan. Zebith Ziya yang di langgar langsung mengambil tendangan bebas tersebut. Tendangan tersebut berhasil di konversi menjadi gol dan membuat SMA Negeri 1 Cimahi unggul 3-2 di sisa waktu 50 detik terakhir. Tak lama berselang wasit meniupkan pluit panjang tanda pertandingan berakhir.
Dan pada akhirnya Tim Futsal SMA Negeri 1 Cimahi keluar sebagai juara regional Jawa Barat 2 dan berhak melaju ke babak Grand Champion PSFC Nasional. Selain gelar juara, SMA Negeri 1 Cimahi juga mendapatkan prestasi perorangan dalam kategori Best Player yang diraih oleh Zebith Ziya El Lubbi. Dengan pencapaian ini Tim Futsal SMA Negeri 1 Cimahi diharapkan dapat mengerahkan kemampuan maksimal di tingkat nasional agar dapat tampil sebagai juara nasional dalam ajang kompetisi futsal antar SMA terbesar di Indonesia.
Aamiin Yaa Allah Yaa Robbal 'Aalamiin...



SIMPALAK, BUAH BERACUN PENUH MANFAAT

SIMPALAK, BUAH BERACUN PENUH MANFAAT Selepas sholat Jumat ketiga pada bulan November ini, pandangan mata saya tertuju pada seorang p...

Postingan