SIMPALAK, BUAH BERACUN PENUH
MANFAAT
Selepas sholat Jumat ketiga pada bulan November
ini, pandangan mata saya tertuju pada seorang pedagang obat pengusir tikus yang
menggelar sehelai spanduk lusuh sebagai alas barang dagangan. Pakaiannya tak
sebaik alas yang ia gunakan untuk berdagang, tapi tiap kata yang ia ucapkan
penuh retorika yang ampuh menarik minat kaum bapak. Bukan serbuk obat yang ia
jajakan, bukan pula lem tikus tetapi buah yang mungkin kurang familiar dari
nama dan rupanya. Disebelah depannya berderet beragam barang dagangan unik
seperti pernak-pernik asesoris pakaian, gelang, kalung, obat tradisional, dan
rupa-rupa makanan yang juga tersedia dengan harga merakyat. Namun saat itu
tumpukan butir buah berwarna coklat dan berserat cukup menarik minat
pengunjung.
Simpalak/Bintaro (dok.pribadi)
Buah yang bernama latin Cerberus manghas ini sering menjadi
penghias taman kota. Tanaman simpalak atau yang juga dikenal dengan Bintaro ini
memang menjadi simbol area terbuka
hijau. Mungkin diantara Anda ada yang pernah melihat tanaman ini berjajar di
sisi jalan tol. Tanaman ini memang dapat memberikan efek asri yang menyejukkan suasana.
Namun bagi beberapa orang, simpalak atau bintaro tak banyak dihiraukan orang
karena memang tidak menarik pandangan. Rasa manispun tak akan pernah dirasakan
pada tiap bagian buah ini, hanya rasa pahit dan mungkin tak ada yang berani
menjilat bagian getahnya karena kandungan racun yang mematikan. Tak ada pula
yang istimewa, hanya cangkang keras dan bentuknya menyerupai kelapa menjadi
ciri khas yang mudah diingat orang.
Tanaman simpalak adalah tanaman
beracun yang konon katanya dapat menyebabkan kematian pada orang yang mengkonsumsinya
buah atau getahnya. Buah ini sebenarnya memiliki kulit berwarna hijau dan
berwarna kemerahan ketika masak. Akan terlihat seperti kelapa jika buah ini
mengalami fase kematangan yang maksimal. Kulit hijau kemerahan akan mengelupas
dengan sendirinya dan selanjutnya hanya menyisakan cangkang menyerupai butiran
kelapa. Penyebarannya ada diwilayah indo-pasifik dan merupakan bagian dari
ekosistem mangrove. Hanya saja secara karakteristik cocok ditanam di daerah
dataran rendah yang jauh dari pesisir. Tajuk pohonnya menyerupa mangrove dengan
ketinggian bisa mencapai 12 meter. Klasifikasi ilmiah buah bintaro sebagai
berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Gentianales
Genus : Cerbera
Spesies : C. Manghas
Nama
lain : Mangga Laut, Buta Badak, Babuto,
Kayu Gurita
(wikipedia.org)
Tak banyak yang tahu kalau buah yang mempunyai
nama lain buah bintaro ini menyimpan manfaat yang begitu banyak. Setidaknya
dari kandungan senyawa kimianya pada getah buah dapat dipakai sebagai toksin
alami pelumpuh hewan buruan. Metode masyarakat adat dayak dalam pencarian hewan
buruan sering memanfaatkan getah buah simpalak yang dilumurkan pada ujung panah
tradisional. Selain itu aroma dan kandungan racunnya dapat melumpuhkan tikus
secara ampuh.
Fakta lain tentang buah tropis ini yaitu menurut
hasil penelitian Fakultas Pertanian IPB Kandungan, buah simpalak terdiri atas
8% biji dan 92% daging buah. Buah ini juga mengandung minyak sebesar 35-50%
yang jumlahnya akan semakin meningkat jika dalam kondisi kering. Minyak pada
buah simpalak termasuk jenis minyak non pangan yang didalamnya mengandung asam
palmitat (22,1%), asam stearat (6,95), asam oleat (54,3%), dan asam linoleat
(16,7%). Dengan kadar minyak yang lebih tinggi, buah simpalak dapat digunakan
untuk energi alternatif biofuel/biodiesel skala rumah tangga yang bahkan dapat
lebih baik dari buah/biji jarak yang residunyapun relatif aman dan ramah
lingkungan.
Jika ingin merasakan manfaatnya, belilah buah ini
di pasar-pasar tradisional, emperan toko, atau di pasar online dengan harga
mulai 1 ribu-5 ribu rupiah/butir. Dijamin tikus tak berani berkeliaran di rumah
Anda...
Beberapa dari diolah dari sumber:
wikipedia.org
https://arurasameru.wordpress.com/2011/06/24/bahaya-dan-manfaat-buah-bintaro/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar